Jumat, 15 Juli 2011

Tanpa Judul


Kawan, setiap rumah memiliki nada dan iramanya sendiri-sendiri,
Jangan kau ikut campur urusan kami
Apalagi hendak merubah nada dan irama kami
Itu sama halnya kau mengatur-atur suara kami
Kau mengatur-atur apa yang harus kami suarakan
Kami berhak atas suara kami sendiri. Suara kami
Adalah hak kami sendiri*

Sejauh ini kau ikut campur, kawan ;
Bahasa adalah anugerah. Bahasa adalah kekayaan.
Tiap-tiap bahasa bisa disuarakan oleh setiap manusia
Hak kami untuk bersuara menggunakan bahasa manapun
Jika buku adalah jendela dunia
Maka bahasa adalah cara untuk mengerti dunia**
Sejauh ini kau ikut campur ;
Fm 106.5 Mhz jalur mengudaranya suara kami-pun
Kau campuri
Kami bukan pembangkang, kawan. Tapi kami
Menghormati hukum negeri kami sendiri. Dan kami,
Kami mencintai dan menikmati proses demokrasi di negeri kami ;

Akibat campur tanganmu kawan,
Saudara-saudara kami kehilangan pekerjaan
Di negeri kami ini, tiap-tiap manusia berhak untuk
Memilih pekerjaannya sendiri sesuai minat
dan bakat masing-masing.
Kini mereka kehilangan haknya untuk berkarya
Dan bersuara

Negeri kami adalah negeri yang punya harga diri,
Kami menolak dicampur tangani.

BIER 1A, 25 Maret 2010
Pertama kali dibacakan pada 29 Maret 2010 didepan gedung ASEAN di Jakarta

*Taufik Ismail
* *Gadamer

Tidak ada komentar: